BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Sedangkan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait
dalam konotasi dipengaruhi dan dapat juga mempengaruhi aspek
demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk
tingkat pendidikan serta keadaan dan perkembangan lingkungan fisik maupun
biologik.
Salah satu kebutuhan dalam pelaksanaaan pembangunan
dan usaha mencapai tujuan pembangunan kesehatan adalah informasi yang valid dan
akurat. Oleh karena itu pengembangan sistem informasi, khususnya di bidang
kesehatan perlu dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Visi
pembangunan kesehatan di Puskesmas Cenrana adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang
Berkualitas Menuju Cenrana Lebih Sejahtera 2021”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut,
seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan,
swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan
upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam
suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem
informasi kesehatan diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat,
lengkap, dan tepat waktu guna pengambilan keputusan disemua tingkat
administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu produk dari sistem informasi
kesehatan adalah dokumen profil kesehatan Puskesmas Cenrana yang merupakan
gambaran situasi kesehatan di wilayah Puskesmas Cenrana dan diterbitkan setiap
tahun. Setiap edisi memuat berbagai data dan informasi tentang kesehatan dan
data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data
kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program
kesehatan dan keluarga berencana.
Salah satu bentuk pengembangan sistem informasi di bidang kesehatan adalah menampilkan hasil pembangunan
di bidang kesehatan, yang diwujudkan dalam penyajian data
keberhasilan pencapaian program-program kesehatan yang sudah dilaksanakan di
Puskesmas Cenrana, yaitu “Profil Kesehatan Puskesmas Cenrana Tahun 2018.“
Profil kesehatan Puskesmas Cenrana adalah gambaran
situasi kesehatan di Puskesmas Cenrana, yang memuat berbagai data tentang
situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun. Data dan informasi
yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian
program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil
kesehatan ini disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat di Puskesmas Cenrana khususnya,
dan semua masyarakat pada umumnya.
Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil
bisa dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan/kemajuan pembangunan kesehatan
yang telah dilakukan selama tahun 2017 dibandingkan
dengan target yang sudah ditetapkan, untuk memberikan gambaran tentang
pembangunan kesehatan, program dan kebijakan yang dilaksanakan di Puskesmas
Cenrana. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan, program dan
kebijakan di bidang kesehatan, sekaligus bisa dipakai sebagai bahan evaluasi
dalam upaya “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Menuju Cenrana Lebih Sejahtera
2021.“
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya profil kesehatan
Puskesmas Cenrana tahun 2018 adalah tersedianya data/informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan
manajemen kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya
mewujudkan menjadi puskesmas
terbaik dalam memberikan pelayanan prima.
1.2.2. Tujuan
Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan profil kesehatan adalah :
a. Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi
lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi;
b. Diperolehnya data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang
meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;
c. Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi
cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d. Diperolehnya data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan
kegiatan program kesehatan;
e. Tersedianya alat untuk
pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan;
f. Tersedianya wadah integrasi
berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan
pelaporan yang ada di puskesmas, danunit-unit kesehatan lainnya;
g. Tersedianya alat untuk
memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.
1.3. SISTEMATIKA
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan,
peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya yang ada serta situasi kesehatan
secara umum Puskesmas Cenrana tahun 2017 ini, maka disusunlah profil kesehatan yang disusun secara sistematika
sebagai berikut:
Bab1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan
sistematika dari penyajiannya.
Bab2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum puskesmas/kecamatan.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan,
sosial budaya dan lingkungan.
Bab3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
Bab4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi
bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh puskesmas.
Bab5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan puskesmas di
tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat,
bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi 81 tabel data profil kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Kondisi
Geografis
Puskesmas Cenrana merupakan
salah satu dari empat belas puskesmas yang ada di Kabupaten Maros, dengan luas
wilayah seluruhnya mencapai 180.97
Km².
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Puskesmas
Cenrana
Peta di atas menunjukkan batas wilayah
administrasi Puskesmas Cenrana, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Camba, sebelah timur
berbatasan langsung dengan
Kecamatan Tompobulu, dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Simbang serta di sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Pangkep.
Keadaan
geografis Kecamatan Cenrana merupakan
daerah bukan pantai yang sebagian besar berbentuk lembah atau punggung bukit, memiliki letak di kawasan hutan
dan pegunungan dengan topografi dataran tinggi dengan ketinggian
rata-rata 340-715 meter di atas
permukaan laut. Secara
administratif Puskesmas Cenrana terdiri atas 7 desa yaitu Desa Labuaja, Desa Lebbotengae, Desa Laiya, Desa
Limapoccoe, Desa Rompegading, Desa Bajipa’mai dan Desa Cenrana Baru.
2.2. Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Cenrana pada tahun 2017 sebanyak 15.231 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.537 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan
sebanyak 7.694 jiwa.
Kepadatan penduduk di Puskesmas Cenrana rata-rata 84,5 orang per Km², dengan wilayah
kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Bajipa’mai
yaitu sebesar 184,50 jiwa per Km². Sedangkan
kepadatan penduduk terendah adalah Desa Laiya yaitu sebesar 51,77 jiwa per Km².
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Puskesmas Cenrana mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggaraan
UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
75 tahun 2014 penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil terdiri atas:
1.
Upaya kesehatan masyarakat esensial, Pengembangan dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan
promosi kesehatan
b. Pelayanan
kesehatan lingkungan
c. Pelayanan
KIA/KB
d. Pelayanan
Gizi
e. Pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
g. Pelayanan
kesehatan jiwa
h. Pelayanan
Kesehatan Gigi Masyarakat
i. Pelayanan
kesehatan Tradisional Komplementer
j. Pelayanan
kesehatan olahraga
k. Pelayanan
kesehatan indra
l. Pelayanan
Lansia
m. Pelayanan
kesehatan kerja
2.
Upaya kesehatan perorangan
a. Pelayanan
pemeriksaan umum
b. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan
KIA/Persalinan
d. Pelayanan
KB
e. Pelayanan
gawat darurat
f. Pelayanan
Gizi
g. Pelayanan
Kefarmasian
h. Pelayanan
Laboratorium
3. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas
Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Cenrana
Sehat ditunjukkan dengan suatu indikator status kesehatan, yaitu Umur Harapan
Hidup Waktu Lahir (Eo), Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Angka Status Gizi.
Gambaran Cenrana Sehat dari berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah
sebagai berikut:
3.1. Umur
Harapan Hidup
Umur
Harapan Hidup dipengaruhi oleh multifaktor, dimana faktor kesehatan menjadi
salah satu yang berperan penting di dalamnya.
Peran faktor kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,
perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.
3.2. Angka
Kematian
3.2.1. Angka
Kematian Ibu Maternal (AKI)
Pada tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 tidak
ada kematian ibu.
1.2.2. Angka
Kematian Bayi (AKB)
Pada tahun 2015, tahun 2016 dan
tahun 2017 terdapat 2 kematian bayi di Kecamatan
Cenrana.
Angka kematian bayi di
Puskesmas Cenrana dari tahun
2015 sampai dengan 2017 disajikan pada grafik
berikut ini:
Grafik 2. Angka Kematian Bayi per 1.000 KH
Kecamatan Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Grafik
di atas menunjukkan angka
kematian bayi dari tahun 2015 sampai tahun 2017 yang menurun
menjadi 5.
3.2.3. Angka
Kematian Balita
Pada tahun 2015 terdapat 2 kematian
balita di Kecamatan Cenrana, pada tahun 2016 menurun menjadi 1 kematian
balita dan tahun 2017 tidak terdapat kematian balita.
Angka kematian balita di Puskesmas Cenrana
dari tahun 2015 sampai dengan 2017 disajikan pada grafik
berikut ini:
Grafik 3. Angka Kematian Balita per 1.000 KH
Kecamatan Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Grafik
di atas menunjukkan angka kematian balita
menurun di tahun 2015 yaitu 9, tahun 2016 yaitu 4, dan tahun 2017 yaitu 0.
3.3. Angka
Kesakitan
3.3.1. Pola
Penyakit
Penyakit
menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit (puskesmas) selama beberapa tahun
terakhir adalah influensa dan penyakit
saluran nafas (diantaranya pneumonia).
Pola kunjungan
rawat jalan puskesmas
dari tahun ke tahun menunjukkan pola yang hampir sama. Beberapa catatan penting
dikaitkan dengan kunjungan rawat jalan di puskesmas adalah munculnya berbagai penyakit tidak menular yang
semakin tinggi. Hipertensi merupakan penyakit yang memperlihatkan peningkatan
signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sepuluh besar
penyakit yang dilaporkan di Puskesmas Cenrana tahun 2017 disajikan pada grafik berikut:
Grafik 4. Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas Cenrana Tahun 2017
Grafik 5.
Distribusi 10 Besar Penyakit Berdasarkan Jenis Kelamin di
Puskesmas
Cenrana Tahun 2017
3.3.2. Penyakit
Menular
1) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah
kasus DBD menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2015 terdapat
34
kasus, pada tahun 2016
menurun menjadi 10 kasus dan pada tahun 2017 kembali menurun menjadi 2 kasus.
Grafik
6.
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Cenrana
Tahun
2015 - 2017
2) Diare
Angka kesakitan diare pada tahun 2015 terdapat 476 kasus, pada tahun 2016 meningkat sebanyak 287 kasus
dan pada tahun 2017 menurun menjadi 267 kasus.
Grafik 7. Angka
Kesakitan Diare di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
Insiden Rate Diare
tertinggi ada di wilayah Desa
Limapoccoe.
3) HIV/AIDS
Pada tahun 2015 dan tahun 2016 dilaporkan tidak ada kasus HIV dan
AIDS, sedangkan pada tahun 2017 terdapat 1 kasus HIV.
4) Malaria
Pada tahun 2015 terdapat 1 kasus malaria yaitu di Desa Bajipa’mai dan pada
tahun 2016 tidak terdapat kasus malaria. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 4
kasus malaria yaitu di Desa Labuaja (2 kasus), Desa Lebbotengae (1 kasus) dan
Desa Limapoccoe (1 kasus).
Grafik 8. Angka
Kesakitan Malaria di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
5) Acute Flaccid Paralysis
< 15 Tahun
Tidak ada ditemukan kasus AFP pada tahun 2017.
6) Filariasis
Pada tahun 2017 di Puskesmas Cenrana
dilaporkan tidak ada kasus filariasis.
7) PD3I : Difteri, Pertusis,
Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B
Pada tahun 2015 dan tahun 2016, Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) tidak ditemukan
di wilayah Puskesmas Cenrana. Sedangkan
pada tahun 2017 ditemukan 9 kasus Hepatitis B.
8) Pneumonia Balita
Pada tahun 2015 terdapat 14 kasus pneumonia balita. Pada tahun 2016 menurun menjadi 7 kasus. Pada tahun
2017 meningkat menjadi 9 kasus. Kasus terbanyak terjadi di Desa Labuaja dengan 3 kasus.
Berikut
disajikan grafik kasus pneumonia balita di Puskesmas Cenrana tahun 2015 - 2017.
Grafik 9. Kasus
Pneumonia Balita di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
3.4. Angka
Status Gizi
Hasil
pemantauan status gizi balita
di Puskesmas Cenrana pada tahun 2015 dilaporkan balita
BGM sebesar 1,6%, kemudian pada tahun 2016 menurun menjadi 0,9%, dan tahun 2017 dilaporkan 2,7%.
Bayi berat badan
lahir rendah pada tahun 2015
sebesar 0,4%, pada tahun 2016 meningkat menjadi 2,6% dengan persentase bayi baru lahir ditimbang
sebesar 100%. Pada tahun 2017 menurun menjadi 1,8%.
Grafik 10. Angka Gizi Buruk Balita
di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Cenrana yang optimal, berikut
disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2017 oleh Puskesmas Cenrana
beserta jaringannya.
4.1. Pelayanan
Kesehatan
4.1.1.
Kesehatan Ibu
Pelayanan
kesehatan ibu hamil meliputi pemeriksaan ibu hamil K1, K4, persalinan
ditolong tenaga kesehatan, pemberian
tablet Fe1 dan Fe3
untuk ibu hamil.
Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun 2015 dilaporkan mencapai 97,0%, tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 93,6% dan pada tahun 2017 dilaporkan 100%. Selengkapnya
disajikan pada gambar grafik kecenderungan pemeriksaan ibu
hamil K1 di Puskesmas
Cenrana tahun 2015 -
2017.
Grafik 11. Pemeriksaan
Ibu Hamil K1 di Puskesmas Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Cakupan
pemeriksaan ibu hamil K4 tahun 2015 dilaporkan 85,2%, tahun 2016 pemeriksaan ibu hamil K4 sebanyak 91,4%,
sedangkan tahun 2017 sebanyak 82,6%. Berikut disajikan gambar grafik
kecenderungan pemeriksaan
ibu hamil K4 di Puskesmas Cenrana tahun 2015 - 2017.
Grafik 12. Pemeriksaan
Ibu Hamil K4 di Puskesmas Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Cakupan
kunjungan K4 ibu hamil tahun 2017 tertinggi terdapat di Desa Cenrana Baru (96,6%). Cakupan kunjungan terendah terdapat
di Desa Limapoccoe (71,2%).
Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas
Cenrana tahun 2017 dilaporkan sebanyak 100% mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2015
sebanyak 93,2% dan pada
tahun 2016 sebanyak 88,6%. Berikut disajikan gambar peta dan grafik
kecenderungan cakupan persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan di Puskesmas Cenrana tahun 2015 -
2017.
Grafik 13. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Upaya pencegahan penyakit
tetanus ibu hamil dilakukan melalui vaksinasi TT ibu hamil. Pada tahun 2015, cakupan ibu hamil yang
mendapatkan imunisasi TT sebesar 59,7%. Tahun 2016
ibu hamil yang mendapatkan TT sebesar 147,6%. Sedangkan pada tahun 2017 ibu hamil yang
mendapat TT sebanyak 57,0%
Anemia
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu melahirkan. Upaya pencegahan anemia pada ibu
hamil, di Puskesmas Cenrana dilaksanakan melalui program pemberian tablet Fe kepada ibu hamil
sebanyak 90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya.
Ibu hamil yang
mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Puskesmas Cenrana tahun 2015 mencakup Fe1 sebanyak 96,96% dan Fe3 sebanyak 85,17%. Pada tahun 2016, ibu hamil yang mendapat Fe1 93,6%,
Fe3 sebanyak 91,38%. Sedangkan pada tahun 2017 ibu hamil yang mendapat
tablet besi Fe1 100% dan Fe3 sebanyak 82,5%. Berikut disajikan gambar
grafik kecenderungan pemberian tablet Fe3 kepada ibu hamil pada tahun 2015 - 2017.
Grafik 14. Pemberian
Tablet Fe3 Ibu Hamil di Puskesmas Cenrana Tahun
2015 - 2017
Cakupan pemberian Fe pada ibu
hamil yang sudah mencapai target ini, ternyata tidak merata di seluruh
Puskesmas. Cakupan Fe3 ibu hamil
tertinggi terdapat di Desa Cenrana Baru
(96,55%). Sedangkan cakupan yang
sangat rendah terdapat di Desa
Limapoccoe (71,15%).
Jumlah
ibu hamil yang risiko
tinggi (bumil resti)/komplikasi yang
ditangani di Puskesmas Cenrana pada tahun 2017
dilaporkan sebanyak 23
orang atau 44,57% dari
ibu hamil yang ada. Pada tahun
2015 yaitu 34,2% dan tahun 2016 yaitu 43,07%.
Grafik 15. Pelayanan Bumil Resti yang ditangani di Kecamatan Cenrana
Tahun 2015 - 2017
Cakupan
kunjungan ibu nifas dilaporkan
pada tahun 2017
sebesar 100% mengalami peningkatan
dibanding tahun 2015 yaitu
93,2% dan tahun 2016 yaitu 88,6%. Berikut disajikan grafik pelayanan kesehatan ibu nifas.
Grafik 16. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Tahun 2015 - 2017
Cakupan
pemberian vitamin A ibu
nifas tahun 2017 sebesar 100%. Berikut disajikan grafik pemberian vitamin A pada ibu nifas.
Grafik 17. Pemberian
Vitamin A Ibu Nifas di Puskesmas Cenrana Tahun 2017
Cakupan vitamin A
untuk ibu nifas tertinggi terdapat di Desa Laiya.
4.1.2.
Kesehatan Anak
Kunjungan
bayi minimal 4 kali di
Puskesmas Cenrana tahun 2017
dilaporkan sebesar 97,7%.
Kunjungan
Neonatus (KN) di Puskesmas Cenrana pada tahun 2017 berdasarkan laporan adalah sebagai
berikut, KN1 sebesar 100% dan KN3 (KN lengkap) sebesar 97,7%. Pada tahun 2015 KN1 sebesar 100% dan
KN3 (KN lengkap) sebesar 100%, sedangkan pada tahun 2016 KN1 sebesar 99,6% dan KN3 (KN
lengkap) sebesar 99,6%.
Grafik 18. Kunjungan KN1 di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
Bayi
yang baru lahir di
Puskesmas Cenrana tahun 2018
dilaporkan 100% ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) sejumlah 1,8%. Bayi dengan BBLR tersebut seluruhnya
sudah ditangani.
Grafik
19. BBLR Tahun 2014 - 2016 di Puskesmas Cenrana
Cakupan bayi yang
diberi ASI eksklusif di Puskesmas Cenrana tahun 2015 sebesar 71%, pada tahun 2016 menurun menjadi 50%, dan pada tahun 2017 menjadi 37,3%, selengkapnya disajikan
pada grafik berikut ini.
Grafik 20. Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Cenrana Tahun 2015 - 2017
Pemantauan pertumbuhan
balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Peran serta
masyarakat turut memberikan andil dalam pencapaian indikator ini. Pada tahun 2017, tingkat partisipasi masyarakat
dalam penimbangan di posyandu (D/S) sebesar 56,,3%, yang berarti berada di
bawah
target karena tidak mencapai 80%. Dengan
demikian terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang tidak membawa anak
balitanya untuk ditimbang di posyandu.
Grafik 21. Penimbangan
Balita (D/S dan N/D) di Puskesmas Cenrana
Tahun 2017
Grafik 22. Balita BGM Tahun 2017
Salah
satu indikator status gizi balita yang mudah diketahui masyarakat yaitu adanya
garis merah di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Hasil penimbangan menunjukkan
persentase balita yang memiliki berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 2,8%.
4.1.3.
Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi
imunisasi Polio, HB, DPT, BCG, dan campak. Cakupan imunisasi dasar lengkap pada
bayi sebesar 81%.
4.1.4. Keluarga Berencana
Akseptor
KB Baru di Puskesmas Cenrana tahun 2017 dilaporkan sebanyak 5,6% dari 2.842 pasangan
usia subur. Peserta KB aktif dilaporkan sebanyak 64,8%, dengan metode kontrasepsi
terbanyak dilaporkan menggunakan metode suntik.
Grafik 23. Presentase Peserta KB
Baru di Puskesmas Cenrana Tahun 2017
4.1.5. Kejadian Luar Biasa
Pada
tahun 2017 dilaporkan 1 kejadian luar biasa (KLB) Antraks di Puskesmas Cenrana.
4.1.7.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Program
kesehatan masyarakat miskin sudah mencakup seluruh (100%)
masyarakat miskin yang terdaftar di Puskesmas Cenrana sebagai peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Pemanfaatan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat miskin di Puskesmas Cenrana tahun 2017 dilaporkan sebanyak 81,1%
untuk pelayanan kesehatan rawat jalan di Strata 1.
4.2. Akses dan
Mutu Pelayanan Kesehatan
Jangkauan
atau akses pelayanan kesehatan khususnya puskesmas telah menjangkau seluruh wilayah di Puskesmas Cenrana,
berikut selengkapnya disajikan pada gambar peta jangkauan pelayanan kesehatan
puskesmas di Puskesmas Cenrana tahun 2017.
Gambar 2. Peta Jangkauan Pelayanan
Kesehatan di Kecamatan Cenrana
Tahun 2017
Dari
peta di atas menunjukkan bahwa Puskesmas Cenrana dengan
jumlah tenaga yang masih terbatas namun tetap berkomitmen untuk menjangkau
seluruh desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cenrana.
Pelayanan
rawat jalan pada
Puskesmas Cenrana Tahun 2017
mencapai 9.694 kunjungan.
4.3. Promosi
Kesehatan
Pendataan
rumah tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tahun 2017 di Puskesmas Cenrana,
menjelaskan bahwa sebanyak 82,9%
rumah tangga yang dipantau ternyata baru sebesar 39,2% yang telah ber-PHBS.
Berikut disajikan
gambar grafik kecenderungan keluarga ber-PHBS di Puskesmas Cenrana tahun 2017.
Grafik 24.
Kecenderungan Keluarga ber-PHBS di Puskesmas Cenrana
Tahun 2017
Posyandu
di Puskesmas Cenrana pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak 26 posyandu, dengan ratio per 100
balita adalah sebesar 2,23,
dengan posyandu aktif sebanyak 100%.
Strata Posyandu
tahun 2017 yaitu
Posyandu Pratama 0,00%,
Posyandu Madya 88,46%,
Posyandu Purnama 11,54%
dan Posyandu Mandiri 0,00%.
Grafik 25. Posyandu Aktif di Puskesmas Cenrana Tahun 2017
4.4. Kesehatan
Lingkungan
Pemeriksaan
kesehatan lingkungan rumah pada tahun 2017 mencakup sebanyak 2.941 unit. Dari rumah yang
diperiksa kesehatan lingkungannya, sebanyak 987 unit masuk dalam kategori rumah sehat.
Sedangkan
pemeriksaan kesehatan lingkungan pada Tempat-Tempat Umum (TTU) mencakup sarana pelayanan kesehatan 1 unit, sarana pendidikan
21 unit.
Grafik 26. Tingkat Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum (TTU) di
Kecamatan Cenrana Tahun 2017
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Untuk mencapai status kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diperlukan sumber daya kesehatan, meliputi
tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan. Berikut disajikan
situasi sumber daya kesehatan di Puskesmas Cenrana.
5.1. Tenaga
Kesehatan
Secara keseluruhan jumlah tenaga kesehatan pada
Puskesmas Cenrana tahun 2017 adalah 28
ditambah tenaga non kesehatan 7 orang
(termasuk pustu dan poskesdes).
Jika dikaji dari segi distribusi atau pemerataan
tenaga di puskesmas dapat dikatakan bahwa tenaga di puskesmas tidak merata dan proporsional
dimana pada suatu puskesmas keberadaan tenaga berlebih sementara di puskesmas
lainnya mengalami kekurangan, selama ini pegawai cenderung menumpuk di kota.
Secara kualitatif tenaga kesehatan
belum memadai sehingga perlunya pengembangan tenaga melalui program tugas
belajar dan perlunya pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk menambah wawasan dan
skill mereka.
Data tenaga kesehatan di
Puskesmas Cenrana tahun
2017 disajikan pada
tabel 1 berikut:
NO.
|
TENAGA KESEHATAN
|
JUMLAH
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Dokter Umum
Dokter gigi
Perawat
Perawat gigi
Bidan
Apoteker
Kesehatan
Masyarakat
Nutrisionis
Sanitarian
Tenaga Kefarmasian
Tenaga non
kesehatan
|
2
1
4
1
10
1
4
1
2
2
7
|
Total
|
35
|
|
5.2. Pembiayaan
Kesehatan
Alokasi
Anggaran Kesehatan di Puskesmas Cenrana Tahun 2017 bersumber dari anggaran APBD Kabupaten (BOP), APBD I (Jamkesda) dan APBN (JKN dan BOK).
5.3. Sarana Kesehatan
Sarana
pelayanan kesehatan di Puskesmas Cenrana yang meliputi puskesmas dan jajarannya, sarana kesehatan berupa Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), di Puskesmas Cenrana sudah terbentuk 7 desa siaga dengan 6 poskesdes, dan 26 posyandu. Berikut disajikan
gambar peta penyebaran poskesdes
dan posyandu di Puskesmas Cenrana tahun 2017.
Tabel 2. Jumlah
Sarana Pelayanan Kesehatan
NO.
|
SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
|
JUMLAH
|
1
2
3
4
|
Puskesmas
Puskesmas
pembantu (Pustu)
Poskesdes
Posyandu
|
1
1
6
26
|
Total
|
34
|
|
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait
dalam konotasi dipengaruhi dan mempengaruhi aspek demografi, keadaan dan
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan lingkungan baik fisik maupun biologis.
Salah satu kebutuhan dalam pembangunan adalah
tersedianya informasi yang valid dan akurat. Yang salah satu bentuknya
dituangkan dalam buku Profil Kesehatan. yang merupakan gambaran secara garis
besar tentang perkembangan derajat kesehatan, upaya kesehatan yang dilaksanakan
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan
kesehatan, antara lain upaya peningkatan dan perbaikan terhadap derajat
kesehatan masyarakat, upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan sumber
daya kesehatan. Hasil-hasil kegiatan pembangunan kesehatan yang menyeluruh di
Puskesmas Cenrana selama tahun 2017 tergambar
dalam Profil Kesehatan Puskesmas Cenrana Tahun 2018. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga tahun ini berbagai
peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari
pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum, perbaikan keadaan
sosial dan ekonomi masyarakat Puskesmas Cenrana. Gambaran yang demikian
merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada para pimpinan dan
pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan masyarakat di
daerah yang dideskripsikan melalui data dan
informasi.
Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya
yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka
penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan
dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data dan informasi ini
diperoleh melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan. Salah satu
keluaran utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah profil kesehatan. Dalam
perkembangannya, profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan informasi
yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan,
lintas sektor maupun masyarakat.
Namun disadari, bahwa sistem informasi kesehatan yang
ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan
secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi, pengumpulan data dan
informasi dari puskesmas menjadi relatif lebih
sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di
dalam Profil Kesehatan Puskesmas Cenrana yang terbit saat ini belum sesuai
dengan harapan.
Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan
Puskesmas Cenrana ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar dan
menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan
masyarakat yang telah dicapai.
Betapapun demikian, Profil Kesehatan Puskesmas Cenrana
ini belum mendapat apresiasi yang memadai karena belum dapat menyajikan data
dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun paket sajian ini merupakan
satu-satunya publikasi data dan informasi di jajaran kesehatan yang relatif
paling lengkap sehingga kehadirannya selalu ditunggu oleh berbagai pihak untuk kepentingan apapun khususnya
Dinas Kesehatan guna menentukan arah kebijakan di tahun
berikutnya, untuk membantu penelitian di dunia pendidikan bidang kesehatan dan
lain sebagainya.
6.2. SARAN
1. Dari hasil-hasil tersebut di atas, dapat dilihat bahwa masih ada
pelaksanaan program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut
menunjukkan masih perlunya perhatian dan penanganan yang lebih serius karena
pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat yang
perlu ditingkatkan secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan pembangunan
nasional.
2. Perlu peningkatan
kemampuan/keterampilan pengelola data dan
pemegang program dalam mencermati data.
No comments:
Post a Comment